Senin, 04 Oktober 2021

Webinar Literasi Digital

Hai, sahabat blogger, bapak/ibu guru semua, jumpa lagi dengan admin di blog sederhana ini. Pada kesempatan ini admin akan berbagi sedikit terkait dengan kegiatan Webinar dalam rangka Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Kabupaten Lombok Barat yang dilaksanakan pada Hari Selasa Tanggal 28 September 2021. Pada webinar ini admin mendapat kepercayaan untuk menjadi narasumber mewakili sekolah tercinta SMA Negeri 1 Lembar.


Acara yang dipandu oleh moderator Idfi Pancani ini juga menghadirkan narasumber nasional Alex Iskandar, MBA, Managing Director IMFocus Digital Consultant dan Astried Finnia Ayu Kirana, Managing Director PT. Astrindo Sentosa Kusuma. Selain itu ada pula seorang public figure Eryvia Maronia sebagai Key Opinion Leader.

Pada kegiatan webinar dengan tema "THE POWER OF ETHICS : BISA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DAN REPUTASI BISNIS ANDA" ini guru-guru dan siswa SMA Negeri 1 Lembar bersama dengan peserta lainnya dari Kabupaten Lombok Barat mengikuti kegiatan webinar dengan penuh semangat. Para siswa mengikuti webinar secara sendiri maupun kelompok tersebar di ruang-ruang kelas dan halaman sekolah. Para guru dan sebagian siswa juga mengikuti kegiatan webinar menggunakan layar dan LCD Proyektor di ruang guru.

Narasumber pertama Alex Iskandar dengan materi tentang Keamanan Digital menyampaikan naiknya kejahatan siber di Indonesia selama pandemi dan bagaimana tips menghindari serangan siber. Alex juga menyarankan agar melaporkan ke polisi jika menemukan atau mengalami serangan siber. Sebelum melaporkan ke polisi agar menyiapkan bukti yang cukup seperti tangkapan layar, url, foto dari kejahatan yang akan dilaporkan.






Narasumber kedua Astried Finnia Ayu Kirana dengan materi tentang Kecakapan Digital menyampaikan beberapa cara untuk menjadi warga digital yang positif dan aman. Menurut Astried, cara untuk menjadi warga digital yang positif dan aman diantaranya adalah  Smart Alert, Strong, Kind dan Talk.

Astried juga menyampaikan beberapa cara menjaga privasi di media sosial antara lain yaitu mengaktifkan mode private, jangan membagikan informasi yang disesali, menyeleksi permintaan pertemanan, jangan klik link yang tidak jelas asalnya, jangan menghubungkan akun media sosial satu dengan yang lainnya, gunakan password yang berbeda di setiap akun dan jangan membagikan lokasi di media sosial.

Selanjutnya, saya sebagai narasumber ketiga yang merupakan guru dan wakil kepala sekolah di SMA Negeri 1 Lembar menyampaikan materi yang tak kalah menarik yaitu Etika Digital, Pentingnya Pemahaman Membedakan Informasi Hoax. Penyebaran hoax mulai marak sejak media sosial populer digunakan oleh masyarakat karena sifat media sosial yang memungkinkan akun anonim untuk berkontribusi, juga setiap orang tidak peduli latar belakangnya punya kesempatan yang sama untuk menulis.

Beberapa point pemicu terjadinya pemberitaan hoax antara lain revolusi media sosial berupa keterbukaan informasi dan tingginya konsumsi media sosial, literasi media yang masih minim, masyarakat kurang kritis terhadap informasi, pengguna media sosial menjadi pengedar informasi tanpa mampu melacak kebenarannya, Era "Post-Truth" dimana yang diunggulkan bukan kebenaran, tetapi kedekatan emosi dan keyakinan pribadi dengan informasi yang diedarkan dan adanya konflik horisontal, penajaman perbedaan, peredaran pesan kebencian, dan kecenderungan pada perundungan sosial. Kelima point tersebut menjadi penyebab mengapa berita hoax mudah tersebar dan cukup sulit ditangani belakangan ini yang terjadi di tanah air.

Lima langkah sederhana yang bisa membantu dalam mengidentifikasi mana berita hoax dan mana berita asli adalah:

1. Hati-hati dengan judul provokatif

Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.

2. Cermati alamat situs

Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.

3. Periksa fakta

Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri. Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.

4. Cek keaslian foto

Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.

5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax

Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.

Selanjutnya saya menyampaikan harapan agar dengan adanya literasi digital, generasi muda khususnya pelajar agar menggunakan media sosial secara bijak, dan menggali informasi dari media sosial untuk hal yang positif serta memberikan nilai tambah untuk meningkatkan potensi diri.

Terakhir public figure Eryvia Maronia sebagai Key Opinion Leader menyampaikan materi Budaya Digital. Eryvia menyampaikan bahwa media sosial telah mengubah cara kita berkomunikasi. Sering terjadi multi tafsir yang membuat miskomunikasi dan berujung pada tuntutan hukum. Selain itu banyak kosakata baru yang tren di media sosial akhirnya masuk dalam KBBI seperti kata pansos, mager, ambyar, julid dan gebetan. Selanjutnya Eryvia juga menyampaikan bahwa Bahasa menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang. Semakin baik dan bagus Bahasa yang digunakan, semakin ketahuan lah intelektualitas dirinya.

Demikianlah kegiatan Webinar dalam rangka Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Kabupaten Lombok Barat ini dapat admin bagikan semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar