Hai, sahabat blogger, bapak/ibu guru semua, jumpa lagi dengan admin di
blog sederhana ini. Sudah cukup lama admin tidak menulis di blog ini. Pada
kesempatan ini admin akan berbagi sedikit terkait dengan lanjutan program
Pendidikan Guru Penggerak yang telah admin ikuti selama 5 bulan terakhir. Pada
minggu ini kegiatan yang dilaksanakan yaitu Eksplorasi Konsep, Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran. Pada eksplorasi konsep ini kami diberikan
2 kasus untuk ditanggapi dalam forum diskusi.
Forum Diskusi Asinkronus:
Setelah kita membaca penjelasan tentang pendekatan
Pengembangan Komunitas Berbasis Aset, Ayo kita lihat ulang jawaban dari
pertanyaan pemantik sebelumnya. Selanjutnya mari kita jawab pertanyaan di bawah
ini. Kerjakan pula studi kasus di bawah ini,
hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis
aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset. Studi kasus di bawah ini merupakan kejadian
yang diambil dari pengalaman guru yang sebenarnya, namun kami mengganti nama
guru, sekolah, atau daerah mana kasus ini terjadi.
Cara Mengerjakan Studi Kasus:
Silakan membaca kedua studi kasus tersebut,
lalu menjawab tiap pertanyaan dari studi kasus tersebut. Cara menjawab tiap
studi kasus, diawali dengan ‘Jawaban Studi kasus (no):’.
Contoh Jawaban: Jawaban
Studi Kasus 1: Saya melihat kasus Ibu Yuni… Jawaban Studi Kasus 2: Menurut
Saya, Pak Parjo seharusnya dapat…
Studi kasus 1:
Ibu Yuni adalah salah satu guru SMP favorit
yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu
menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Murid-murid begitu kompetitif
memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses
belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang
bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar
meskipun jam kosong.
Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi
digulirkan. Ibu Yuni mulai sering marah-marah di kelas karena karakter
dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar,
meja guru digebrak oleh Ibu Yuni karena kondisi kelas yang susah dikendalikan.
Apalagi, jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang
Ibu Yuni jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu
Yuni merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari
layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Yuni menjadi
bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp.
Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK.
Ibu Yuni juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak
terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA murid-muridnya. Bahkan,
beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat
pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut
terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa
menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non
favorit.
Pertanyaan
Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Yuni ini?
Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini
Studi kasus 2:
Pak Parjo, guru yang dicintai para muridnya.
Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri.
Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala
Sekolah merekomendasi Pak Parjo untuk mendaftar seleksi calon pengawas
sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Parjo untuk mengikuti seleksi
karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Parjo
mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Secara portofolio, penghargaan kejuaraan
perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Parjo ikuti selalu
bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya
pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai
nilai 90, Namun, Pak Parjo justru merasa sedih direkomendasikan kepala
sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.
Pertanyaan
Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Parjo?
Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan?
Demikianlah eksplorasi konsep pada modul 3.2 Pendidikan
Guru Penggerak ini. Kita sebagai calon guru penggerak harus banyak belajar dari
kasus-kasus yang terjadi dan menghubungkannya denganmateri yang sudah kita
pelajari. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar